Selasa, 23 Agustus 2011

Alasan mengapa pria disunat


Sunat atau khitan adalah memotong sebagian atau seluruh kulit selubung kepala penis (kulup), sehingga kepala penis dapat terbuka.
Berikut adalah alasan mengapa pria disunat:
1. Tradisi Agama
Sunat bagi laki-laki sebelum menginjak pubertas adalah tradisi dalam agama Islam, Yahudi dan sebagian kelompok agama Kristen.
2. Fimosis
Fimosis terjadi ketika kulup menyempit sehingga hampir tidak dapat ditarik melalui kepala (glans) penis. Fimosis bisa bawaan atau disebabkan oleh infeksi berulang pada kulit. Pada anak-anak di bawah lima tahun adalah normal bila kulup tidak (sepenuhnya) dapat ditarik. Biasanya kulup secara alami menjadi lebih longgar dan lemas seiring pertambahan usia. Bila setelah umur 5 tahun kulup masih lengket maka dapat menyebabkan masalah karena glans di bawahnya tidak dapat dibersihkan sehingga menimbulkan akumulasi smegma (kotoran). Hal ini dapat menimbulkan inflamasi, infeksi dan kesulitan buang air (kencing). Pada pria yang lebih dewasa, fimosis bisa menimbulkan sakit saat ereksi dan hubungan seksual
3. Parafimosis
Jika kulup dapat ditarik namun tidak dapat dikembalikan ke posisi semula maka disebut parafimosis. Parafimosis disebabkan oleh peradangan dan penyempitan kulup. Dokter mungkin dapat mengembalikan kulup untuk kembali menutupi glans penis. Bila masalahnya menetap, maka harus disunat.
4. Peradangan Kepala Penis (Balanitis)
Penyakit ini dapat disebabkan oleh kebersihan yang buruk atau karena kesulitan membersihkan smegma akibat fimosis. Penggunaan sabun yang salah juga dapat menyebabkan iritasi dan memperparah peradangan.
5. Alasan Kesehatan
Di negara maju mayoritas non-muslim seperti Amerika Serikat, sunat dianjurkan karena alasan kebersihan dan untuk mencegah infeksi saluran kemih dan kanker servix. Penis yang disunat menghasilkan smegma lebih sedikit atau tidak ada sama sekali sehingga lebih mudah dijaga kebersihannya.
6. Alasan Seksual
Alasan utama sunat dari sisi seksual adalah ejakulasi prematur dan kulup terlalu panjang. Kulup yang terlalu panjang mempengaruhi pengalaman seksual karena glans penis tidak terstimulasi secara langsung selama hubungan intim.  Sunat membentuk lapisan pelindung di atas glans sehingga agak mengurangi sensitivitasnya. Bagi orang yang memiliki masalah ejakulasi dini (ejakulasi terlalu cepat), sunat bisa menjadi solusi.
Anak yang mengalami fimosis selalu merasa sakit saat kencing. Umumnya kondisi ini diobati dengan cara disunat atau dikhitan. Fimosis yang merupakan kondisi kulup (bagian kulit yang menutupi ujung kepala penis) tidak dapat ditarik sehingga kulit tersebut menutupi lubang atau saluran kemih yang menyebabkan anak merasa nyeri saat buang air kecil.
Fimosis dapat disebabkan oleh:
  1. Kegagalan kulup untuk melonggar selama proses pertumbuhan
  2. Infeksi seperti balinitis
  3. Cacat yang disebabkan oleh trauma
  4. Penyakit pada alat kelamin.
Infeksi yang terjadi kemungkinan timbul dari ketidakmampuan melakukan pembersihan yang efektif sehingga menyebabkan pembengkakan, kemerahan dan rasa sakit di daerah tersebut.
Selain rasa nyeri dan sakit saat buang air kecil, fimosis ini juga sering disertai dengan gejala:
  1. Bagian depan penis yang menggelembung
  2. Anak menangis saat buang air kecil karena timbul rasa sakit
  3. Urine yang keluar tidak lancar
  4. Kadang disertai dengan demam tinggi atau iritasi pada penis.
Fimosis ini bisa terjadi karena faktor kongenital (bawaan sejak bayi lahir) atau bisa juga akibat peradangan berulang yang terjadi pada kulit depan penis (kulup).
Anak-anak seringkali sulit untuk mengungkapkan apa yang dialaminya, sehingga orangtualah yang harus cermat memperhatikan dan melihat apa yang terjadi dengan anaknya.
Beberapa ahli medis memiliki pendapat berbeda mengenai pengobatan terhadap kondisi ini, diantaranya ada yang melarang melakukan perawatan bedah sampai anak tersebut mencapai pubertas. Namun jika penyebab dari fimosis ini adalah akibat infeksi Balanitis xeroticia obliterans, maka satu-satunya pengobatan adalah melakukan bedah sunat.
Meski demikian ada beberapa pengobatan yang bisa dilakukan untuk mengatasi fimosis, yaitu:
  1. Menggunakan krim tropis, steroid dan non-steroid yang dioleskan pada bagian kulup.
  2. Peregangan bertahap untuk membuka kulup sehingga lebih longgar.
  3. Pembedahan untuk membentuk kembali kulup dan membuatnya lebih lebar.
Umumnya jika fimosis tak kunjung sembuh setelah diberikan pengobatan berupa krim dan peregangan, maka dokter akan menyarankan dilakukan sunat untuk membuang kulit kulup tersebut.
Hingga kini sunat atau khitan masih menjadi pengobatan yang efektif untuk fimosis, dan sunat ini sendiri tidak akan mengganggu fungsi reproduksi dari anak tersebut nantinya.
Setelah dilakukan sunat, orangtua dan anak harus menjaga kebersihannya agar tidak terjadi infeksi yang dapat menghambat saluran kemih kembali.
Selain itu usahakan untuk selalu membersihkan kepala penis perlahan-lahan setiap kali anak selesai buang air kecil. Hal ini penting untuk menjaga kebersihan dan mencegah penyumbatan saluran kemih oleh kotoran.
Source: http://alianos.wordpress.com/2011/01/17/fimosis-pencegahannya/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar